News

Supriyadi Berjuang: Anak Sakit Kanker, Bajaj Kesayangan Dicuri

535
×

Supriyadi Berjuang: Anak Sakit Kanker, Bajaj Kesayangan Dicuri

Share this article

Radar76.com - Hidup terkadang memberikan ujian yang berat dan bertubi-tubi. Inilah yang dialami oleh Supriyadi, seorang pengemudi bajaj di Jakarta. Deritanya dimulai ketika anak bungsunya didiagnosis menderita kanker, dan berlanjut dengan hilangnya bajaj yang menjadi sumber mata pencahariannya. Kisah Supriyadi ini menyentuh banyak hati dan menjadi bukti bahwa perjuangan hidup tidak pernah mudah.

Segalanya dimulai ketika anak bungsu Supriyadi, yang sangat diidamkannya bersama sang istri, didiagnosis menderita kanker. Selama delapan bulan, Supriyadi setia mengantar anaknya ke rumah sakit menggunakan bajaj kesayangannya. Bajaj itu bukan hanya alat transportasi, tetapi juga menjadi saksi bisu dari perjuangan hidup anaknya. Anak bungsunya sangat menyukai naik bajaj, dan setiap perjalanan ke rumah sakit selalu menjadi momen berharga bagi mereka.

Genap 100 hari setelah anaknya meninggal, Supriyadi harus menghadapi kenyataan pahit lainnya. Bajaj yang menjadi penopang hidupnya hilang dicuri pada Jumat, 5 Juli 2024. Bajaj itu bukan hanya alat kerja, tetapi juga menyimpan kenangan mendalam dengan mendiang anaknya. Supriyadi tak bisa tidur selama tujuh hari, berkeliling Jakarta untuk mencari bajajnya yang hilang. Setiap sudut kota ia jelajahi, berharap menemukan jejak kendaraan yang menjadi saksi bisu perjuangan anaknya melawan kanker.

Supriyadi tidak tinggal diam. Meski awalnya enggan melapor polisi karena takut akan biaya yang harus dikeluarkan, akhirnya ia memutuskan untuk mencari bajajnya sendiri. Ia bahkan meminta izin untuk melihat rekaman CCTV di sekitar lokasi pencurian. “Saya sempat lihat closed circuit television (CCTV) di sekitar lokasi. Minta izin dan akhirnya dikasih. Pelakunya sendirian,” ujar Supriyadi.

Baca Juga:  Nasib Malang! Maling Ayam Ditelanjangi Massa di Demak Baru 5 Hari Keluar Penjara

Bukan hanya Supriyadi, tetapi seluruh keluarga turut merasakan kesulitan ini. Istrinya, Carsiti, juga ikut mencari bajaj tersebut meskipun dalam kondisi fisik yang tidak sehat. Mereka berdua berusaha sekuat tenaga agar bajaj itu bisa kembali ke tangan mereka. Dukungan dari teman-teman sesama pengemudi bajaj juga sangat berarti dalam upaya pencarian ini.

Tidak hanya keluarga, tetapi juga komunitas pengemudi bajaj turut memberikan dukungan. Mereka menyebarkan informasi tentang bajaj yang hilang dan membantu Supriyadi dalam pencarian. Bantuan dan dukungan ini memberikan kekuatan tambahan bagi Supriyadi untuk tidak menyerah. Ia terus berusaha dan berharap suatu hari bajaj kesayangannya akan ditemukan.

Setelah beberapa minggu pencarian, Supriyadi mendapatkan kabar baik. Polisi berhasil menangkap pelaku yang mencuri bajajnya. Namun, kabar buruknya, bajaj tersebut telah ‘dimutilasi’ dan dijual secara terpisah. Total ada tujuh pelaku yang ditangkap, dan mereka sudah sembilan kali beroperasi sejak Agustus 2023. “Bajaj milik korban telah dibongkar dengan cara dipotong kemudian dibawa untuk dilebur. Sedangkan mesin bajaj milik korban dijual,” jelas polisi.

Kisah Supriyadi ini memberikan banyak pelajaran berharga. Pertama, tentang pentingnya keteguhan dan semangat dalam menghadapi cobaan hidup. Meskipun menghadapi kehilangan yang bertubi-tubi, Supriyadi tidak pernah menyerah dan terus berusaha untuk bangkit.

Kedua, pentingnya dukungan dari komunitas dan keluarga dalam menghadapi kesulitan. Bantuan dari teman-teman pengemudi bajaj dan dukungan dari keluarga memberikan kekuatan tambahan bagi Supriyadi untuk terus berjuang.

Baca Juga:  PRT di Denpasar Gasak Enam Tas Bermerek-Berlian Majikan Senilai Rp 350 Juta

Ketiga, kasus ini juga mengingatkan kita akan pentingnya melaporkan kejadian kriminal kepada pihak berwajib. Meski awalnya takut akan biaya yang harus dikeluarkan, pada akhirnya bantuan dari polisi sangat berarti dalam menemukan pelaku pencurian.

Kisah Supriyadi adalah bukti nyata bahwa cinta, keteguhan, dan dukungan dari orang-orang sekitar dapat membantu kita melalui masa-masa sulit. Meskipun hidupnya penuh dengan cobaan, Supriyadi tetap berjuang demi keluarganya dan tidak pernah kehilangan harapan.