Radar76.com - Presiden Joko Widodo dalam debat calon presiden kedua pada 17 Februari 2019 menyatakan bahwa kebakaran lahan gambut tidak terjadi lagi dan sudah bisa diatasi dalam tiga tahun terakhir. Pernyataan ini disampaikan di hadapan para hadirin di Hotel Sultan. Namun, benarkah klaim tersebut?
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kebakaran lahan gambut memang mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2015, luas area hutan yang terbakar mencapai 2.611.411 hektar. Jumlah ini menurun drastis pada tahun 2016 menjadi 438.363 hektar, dan semakin berkurang pada tahun 2017 menjadi 165.484 hektar.
Meski demikian, pernyataan bahwa kebakaran hutan tidak terjadi sama sekali dalam tiga tahun terakhir tidak sepenuhnya akurat. Misbah Hasan, Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), mencatat bahwa pada tahun 2018, empat hari sebelum pelaksanaan Asian Games, terdapat 90 titik api di Riau. Selain itu, ada 13 titik di Sumatera Selatan, 27 titik di Bangka Belitung, 22 titik di Sumatera Utara, 10 titik di Sumatera Barat, 4 titik di Jambi, dan 3 titik di Lampung.
Peneliti dari Auriga, Iqbal Damanik, juga menyatakan bahwa kebakaran hutan masih terjadi dalam dua tahun terakhir, ditandai dengan adanya titik panas yang dicatat oleh KLHK. Pada tahun 2017 saja, setidaknya 11 ribu hektar hutan masih terindikasi terbakar. Iqbal menambahkan bahwa luas lahan gambut yang terbakar pada tahun 2016 mencapai 97.787 hektar, dan meski menurun pada tahun 2017, masih ada 13.555 hektar yang terbakar.
Data dan fakta ini menunjukkan bahwa klaim kebakaran hutan tidak terjadi dalam tiga tahun terakhir adalah hoaks. Meskipun ada penurunan signifikan dalam jumlah kebakaran hutan, kebakaran tetap terjadi dan terus menjadi tantangan yang harus dihadapi. Pemerintah dan berbagai pihak terkait terus berupaya untuk mengatasi masalah ini, namun upaya tersebut belum sepenuhnya menghilangkan kebakaran hutan di Indonesia.
Informasi yang akurat sangat penting untuk dipahami oleh masyarakat agar tidak terjebak dalam klaim yang menyesatkan. Dalam hal ini, klaim bahwa kebakaran hutan tidak terjadi dalam tiga tahun terakhir adalah hoaks kebakaran hutan tiga tahun yang perlu diluruskan. Dengan memahami fakta yang sebenarnya, kita dapat lebih bijak dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar.